Rabu, 23 Oktober 2013

The first chapter : A prologue to a trail of an ancient glory

Buset daaah, pake basa ingris inggrisan, hehehe. Sekali kali, bergaya dikit ah, belajar bahasa inggris ama mbah gugel. Tapi judulnya aja ya, postingnya mah teteup indonesia buanget.

Menyambung edisi nangkring menangkring, setelah edisi beringin nangkring di tiang pondasi mangkrak, lalu disambung ke beringin nangkring di tembok pagar, saatnya membuat tantangan yang lebih sulit.

Idenya adalah menduplikasi apa yang terjadi di angkor wat, sebuah jejak kejayaan kerajaan masa silam yang masih bertahan hingga kini.




 Saya tidak menjiplak mentah mentah desain reruntuhan gapura angkor wat, tapi karena memang batas kemampuan imajinasi saya agak mepet alias nggak nyampai, hihihi, maka saya desain reruntuhan gapura dengan desain campur campur sekenanya, apa aja yang nyangkut di pikiran saya.

Memakai batu berundak ala machu picchu, gerbang balok model romawi hingga patung sri loro blonyo khas jawa, tapi sumpah, saya agak jijik dengan patung bikinan saya, hahaha, jauh banget hasilnya dengan apa yang saya imajinasikan, tak apalah, jelek jelek karya sendiri, lagian, saya nggak ada bakat jadi pematung. Yang penring ide desain saya, sobat bisa pahami.

Memakai bata ringan lagi, kali ini mengambil jatahnya mas tukang bangunan, hehehe, alias baru, bukan sisa lagi. Saya potong potong sesuai keinginan,...



Ide gapura di atas, masih kurang memuaskan saya, akhirnya saya bongkar lagi. Inilah hasil akhir model gapuranya, setelah di ukir ukir dikit, silahkan dicaci maki, hehehe


Saatnya bikin pot semen custom, dan mempersiapkan beringin tangkringers nya, kita sambung lain hari ya, wassalam

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...