Sudah dua mingguan ini rumah mungil saya penuh dengan debu dan hiruk pikuk tukang bangunan. Ya, saya sedang merenovasi halaman belakang rumah yang seuprit, rencananya sih mau di dak, lumayan buat tempat jemuran dan sekalian menyediakan tempat yang lebih lega buat bonggol bonggol klangenan saya yang berdesakan menumpuk di halaman depan.
Sembari ngopi dan bengong, mantengin tukang bangunan yang lagi ngecor pondasi, mata saya tertumbuk pada sisa potongan bata ringan yang mangkrak sendirian di pojokan.
Pikiran saya yang suka iseng melanglang buana, teringat akan krisis ekonomi yang membuat proyek proyek bangunan mangkrak, atau pondasi tiang pancang monorel yang terbengkalai hingga bertahun tahun lamanya, seperti ilustrasi di bawah ini lah, kurang lebihnya...
Teringat akan beberapa stok babon beringin yang antri menunggu sentuhan inspirasi di halaman depan, dan juga mengingat karakter pohon beringin yang suka nangkring sembarangan di tembok atau beton,
terbersit sebuah ide, membuat miniatur beringin nangkring di atas pondasi bangunan mangkrak, alih alih miniatur pohon diatas batu alias gaya bonsai root over the rock yang sudah umum.
Oke, saatnya merealisasikan ide, dengan gesit, saya mempersiapkan bahan bahan yang diperlukan, lirik sana lirik sini, cari bahan sisa, sambil mengganggu konsentrasi mas mas tukang bangunan, hhehehe, tahap pertama pembuatan miniatur pondasi selesai.
Berikut dokumentasi si canon butut saya........
Langkah pertama, memotong sisa bata ringan menjadi dua bagian
Selanjutnya mengebor bata ringan dan sebagai dudukan besi
Dan langkah terakhir, menyatukan semuanya dengan semen, membuatnya seolah olah menjadi tiang pancang pondasi besi yang berbalut beton. Hehehe, maap kalau kurang mirip, seridaknya sobat bisa mengerti alur pemikiran saya. Nah, gambar dibawah ini adalah hasilnya
Sambil menunggu pondasi jadi jadian ini kering, kita akan sambung lagi lain hari...................
0 komentar:
Posting Komentar