Rabu, 31 Oktober 2012

Teknik bonsai deadwood / kayu mati ( bag 1 )





















Dalam tradisi bonsai jepang, banyak teknik dan istilah khusus untuk  mengkreasikan bonsai yang secara visual dianggap sukses dalam menggambarkan miniatur keindahan pohon di alam liar.

Berbagai cara dan upaya, dilakukan para seniman bonsai, untuk memanipulasi bakalan bonsai mentah, dengan menciptakan ilusi menjadi seakan akan seperti pohon yang berusia tua dan indah secara visual dan artistik.

Dari berbagai metode yang sering dipraktekkan, teknik deadwood atau kayu mati adalah salah satu teknik yang populer, dimana secara spesifik, teknik ini dipraktekkan dengan memanipulasi, membentuk dan melestarikan bagian kayu yang sudah mati pada tanaman bonsai hidup.

Teknik deadwood digunakan untuk alasan kepraktisan dan estetika.

Praktis, banyak sekali kita jumpai, spesimen tanaman bonsai yang digali dari alam liar sering terdapat bagian kayu yang telah mati. Kayu mati juga bisa muncul pada tanaman bonsai yang terbentuk akibat dari berbagai macam sebab, misalnya serangan hama atau penyakit dan lain lain. Hal ini bisa saja dibuang sebagian atau bahkan seluruhnya, tapi terkadang dapat merusak bentuk secara keseluruhan dari pohon itu sendiri. Dan jika kayu mati harus dipertahankan, maka diperlukan proses manipulasi secara kimiawi untuk dapat melestarikan dan menghasilkan warna kayu yang telah lapuk. Selain itu juga, kayu mati biasanya perlu dibentuk agar sesuai rencana, dan memenuhi syarat untuk bisa menjadi bagian dari estetika bonsai itu sendiri.

Teknik deadwood dalam istilah bonsai jepang dibagi secara spesifik menjadi beberapa macam :
1. Jin
2. Uro
3. Shari
4. Sabamiki
5. Tanuki

.................................bersambung pada posting selanjutnya. :D

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...