Jumat, 23 Agustus 2013

Cuci mata di bangkok part 1 : chatuchak plants market


Touch down suvarnabhumi


Sudah dua minggu saya telah mendarat dengan selamat, kembali ke tanah air beta tercinta. Tahun ini pekerjan saya memberi kesempatan untuk kedua kalinya, menginjakkan kaki di negeri seberang, setelah tahun lalu ke negeri jiran malaysia, tahun ini negeri gajah putih adalah tujuan selanjutnya.

Rasanya tak perlu saya jelaskan panjang lebar, tentang pekerjaan saya, yang jelas nggak ada hubungannya dengan dunia bonsai membonsai, tapi, saya bersyukur, walau dalam misi pekerjaan sebagai tujuan utama, saya masih bisa menyempatkan diri untuk berkeliling bangkok, mengagumi perbedaan budaya dan pernak pernik kehidupannya, walaupun masih dalam suasana puasa.

Singkat kata dan cerita, kali ini saya menyempatkan diri untuk mengunjungi chatuchak plants market. Sebagai kata pengantar, mungkin banyak sobat sekalian yang pernah ke bangkok sangat familiar dengan pasar chatuchak, pasar yang naudzubillah gedenya, yang hanya buka tiap weekend, dimana ribuan turis tumpah ruah berbelanja aneka barang seperti produk fashion, souvenir dan lain lain yang cukup murah di kantong, tergantung juga kepiawaian kita dalam tawar menawar. Tapi bukan yang ini yang saya maksud, mungkin banyak sobat yang belum tahu, jika pada hari rabu dan kamis, seluruh pedagang tanaman seantero bangkok berkumpul disini. Yups, sesuai dengan tema blog ini, ujung ujungnya tanaman, hehhehe, nggak ada yang lain.

Berangkat dari hotel tempat saya menginap, Grand mercure fortune bangkok, hanya sepelemparan batu, terletak stasiun MRT phra ram 9. Saya membeli tiket terusan, yang bisa diisi ulang jika saldonya telah habis, melewatu pintu otomatis, Tanpa menunggu lama, kereta bawah tanah yang bersih dan nyaman, walaupun cukup padat penumpang membawa saya ke arah tujuan stasiun akhir bang sue. Melewati beberapa stasiun pemberhentian, sekitar 15 menit, sampailah kereta di stasiun khamphaeng phet, stasiun dimana pintu keluarnya langsung terhubung dengan pasar chatuchak. Dan mulai detik inilah mata saya tercuci bersih oleh deretan pedagang tiban yang riuh rendah bertransaksi dan menawarkan dagangannya dalam bahasa yang memusingkan kepala, hehehe.

Panasnya matahari cukup menyengat, membakar habis sisa sisa cairan yang masuk pada saat sahur. Tapi, hijaunya daun dan warna warni bunga beraneka ragam mengobati dahaga saya. Deretan penjual bibit anggrek, kaktus, adenium, bakalan bonsai hingga aneka tanaman besar memenuhi pinggir kanan kiri selasar pasar yang panjang. Saatnya kamera butut saya beraksi, gubrakkkkk, mohon maaf pemirsa, kamera butut saya ngadat, baterainya habis, rasa excited yang tak terhingga membuat saya lupa men charge baterai kamera. Sumpah serapah atas kebodohan ini hampir saja terlempar, untung saja puasa menyadarkan saya, walau tentu saja nyeselnya bukan main.

Huuuuuuu, penonton pun kecewa, untuk mengobati rasa kecewa kita, berikut saya sertakan foto foto yang saya comot dari database mbah google. Setidaknya agar memberi gambaran pada sobat semua tentang chatuchak plants market.






 


Oke, cukup sekian episode pertama yang agak menjengkelkan dan kurang klimaks ini, jangan buru buru pindah channel, karena minggu depan, saya akan kembali lagi dengan foto foto orisinal, hasil jepretan kamera butut saya, yang tentunya lebih full colour, dan banyak gambar gambar seronok pose bonsai aduhai sepanjang khamphaeng phet road dan tor kor plants market. Suerrrr.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...