Minggu, 25 April 2010

Kemuning


















Nama ilmiahnya murraya paniculata, kadang disebut juga kamuning ( Sunda, Menado, Makasar ), kemuning atau kumuning ( Jawa ), kemoning ( Bali ), kamuni ( Bima ), dan kamoni ( Ambon ) dan orang barat menyebutnya orange jessamine. Masih termasuk dalam suku jeruk jerukan atau rutaceae, berbunga kecil berwarna putih seperti melati dan berbau harum, biasa ditanam sebagai pagar hidup atau taman.

Kemuning juga berkhasiat sebagai obat, baik pada bagian daun, ranting, akar dan juga kulit batang, berkhasiat sebagai pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), antiradang, anti-rematik, anti-tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah dan penghalus kulit.


Scientific classification
Kingdom:Plantae
(unranked):Angiosperms
(unranked):Eudicots
(unranked):Rosids
Order:Sapindales
Family:Rutaceae
Genus:Murraya
Species:M. paniculata
Binomial name
Murraya paniculata

Kawista

















Termasuk dalam famili rutaceae atau jeruk jerukan, bernama ilmiah feronia limonia, atau limonia acidissima, sudah mulai jarang ditemukan, atau termasuk langka.Salah satu bakalan bonsai yang relatif tahan terhadap penyakit, tahan terhadap kondisi tanah dan cuaca yang kering, buahnya berkulit keras, masih berkerabat dengan maja dapat dimanfaatkan sebagai sirup, dan dapat dimakan.
Diyakini berasal dari india selatan menyebar hingga ke asia tenggara. Sebutan lainnya adalah kawis ( jawa ), buah kinco, kusta ( bali ), belinggai ( melayu ), monkey fruit, wood apple ( Ingg, )


Scientific classification
Kingdom:Plantae
(unranked):Angiosperms
(unranked):Eudicots
(unranked):Rosids
Order:Sapindales
Family:Rutaceae
Subfamily:Aurantioideae
Tribe:Citreae
Genus:Limonia
L.
Species:L. acidissima
Binomial name
Limonia acidissima

Asem londo









Tanaman ini bernama ilmiah Pithecellobium dulce, masuk dalam famili fabaceae atau polong polongan. Orang inggris menyebutnya blackbead atau guayamochil. Banyak ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh.

Buahnya bisa dimakan mentah mentah berwarna putih sedikit manis, sepet, berasa kelat di lidah. Daunnya bisa digunakan sebagai plester dapat menghilangkan rasa sakit pada luka, penyakit menular, dan dapat menyembuhkan penyakit sawan, serta jika dicampur garam dapat menyembuhkan gangguan pencernaan, tetapi awas..!!! berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran.


Scientific classification
Kingdom:Plantae
(unranked):Angiosperms
(unranked):Eudicots
(unranked):Rosids
Order:Fabales
Family:Fabaceae
Genus:Pithecellobium
Species:P. dulce
Binomial name
Pithecellobium dulce

Cemara udang




















Cemara udang atau juga cemara laut disebut juga Australian pine, beach she-oak dalam istilah inggris, bernama latin Casuarina equisetifolia L., merupakan salah satu tanaman primadona dalam dunia bonsai di indonesia.

Banyak terdapat dipesisir pantai madura, selain untuk bahan bonsai, tanaman ini seringkali digunakan sebagai penghias taman dan sebagai pohon peneduh dipinggir jalan.


Scientific classification
Kingdom:Plantae
(unranked):Angiosperms
(unranked):Eudicots
(unranked):Rosids
Order:Fagales
Family:Casuarinaceae
Genus:Casuarina
Species:C. equisetifolia
Binomial name
Casuarina equisetifolia

Siantho / Dewandaru














Nama latin dari pohon ini adalah eugenia uniflora, termasuk dalam famili myrtaceae atau kerabat jambu jambuan, artinya masih bersaudara dekat dengan jambu air dan sejenisnya.

Dikenal juga dengan nama Dewandaru, blimbing belanda atau ceremai belanda ( indonesia, melayu ), Sian tho ( China ), pitanga, brazil cherry ( Inggris ).

Menurut kajian para ahli tanaman ini memiliki keistimewaan sebagai bahan obat anti kanker, Daunnya juga berfungsi sebagai obat antidiare, diuretik, antirematik, anti-febrile, antidiabetik dan penghambat peningkatan glukosa plasma dll.


Scientific classification
Kingdom:Plantae
(unranked):Angiosperms
(unranked):Eudicots
(unranked):Rosids
Order:Myrtales
Family:Myrtaceae
Genus:Eugenia
Species:E. uniflora
Binomial name
Eugenia uniflora

Beringin

















Bernama ilmiah Ficus benjamina, pohon ini adalah pohon yang sangat lumrah dan paling dekat dengan kehidupan masyarakat indonesia, dimana dibeberapa tempat, pohon yang bisa mencapai ketinggian 25 meter lebih.

Salah satu kekuatan utama tanaman ini sebagai bonsai adalah keluarnya akar akar tunjang dari sekujur batang yang bisa ditraining secara vertikal ke bawah dan menambah nilai lebih kepada bonsai itu sendiri.
Beringin banyak disebut juga dengan nama waringin, caringin ( sunda ), ringin ( jawa ), Weeping fig, , java fig, benjamin tree, banyan tree, golden fig ( ingg. ).

Tanaman ini berkerabat dekat dengan aneka ficus lainnya, seperti bunut, beringin karet, karet dollar dsb.


Scientific classification
Kingdom:Plantae
(unranked):Angiosperms
(unranked):Eudicots
(unranked):Rosids
Order:Rosales
Family:Moraceae
Tribe:Ficeae
Genus:Ficus
Subgenus:Conosycea
Species:F. benjamina
Binomial name
Ficus benjamina


Sejarah bonsai

Bonsai (bahasa Jepang: 盆栽, bahasa Mandarin: 盆栽, secara harfiah “tanaman di pot”) merupakan salah satu seni pemangkasan tumbuhan atau pohon dengan membesarkan tanaman di pot saja. Kultivasi termasuk teknik-teknik untuk pembentukan (shaping), pengairan (watering) dan pengepotan (repotting) di segala macam bentuk pot.

Berasal dari daratan China pada zaman Dinasti Han, ‘Bonsai’ adalah pelafalan bahasa Jepang untuk tanaman tersebut yang bahasa Mandarin -nya “pen zai”, yang ditandai dengan digunakannya karakter kanji. Kata ‘Bonsai’ di Barat digunakan untuk semua macam tanaman atau pohon miniatur yang ditanam di dalam wadah tertentu atau pot.

Dalam bahasa Jepang, bonsai berarti “tanaman di pot”. Biasanya akan berasosiasi dengan sebuah miniatur pohon yang ditanam di dalam pot atau kontainer. Pohon yang di bonsai umumnya berupa pohon berkayu (misalnya pohon beringin, dll) atau pohon buah-buahan dan kadang berupa pohon bunga. Bonsai yang baik dapat diletakkan diluar pekarangan sepanjang tahun.

Efek artistik dari bonsai dilihat dari keseimbangan dalam ukuran batang, daun, ranting bunga atau buah dan pot yang digunakan. Pot yang dipakai haruslah yang mendukung suasana pohon yang ditanam. Bonsai sekarang menjadi cukup populer termasuk di Indonesia.
Sejarah Bonsai

Asalnya bonsai dipercayai mulai paling sedikitnya 4000 tahun lalu pada zaman Dinasti Han di China[rujukan?]. Sejak saat itu sudah dikembangkan ke bentuk-bentuk baru di bagian-bagian China, Jepang, Korea dan Vietnam.

Pada mulanya, orang-orang Jepang menggunakan pohon miniatur yang dibesarkan di wadah-wadah untuk mendekorasi rumah dan taman mereka. [1]. Pada zaman Zaman Edo, penanaman tersusun di kebun mendapat kepentingan yang baru. Kultivasi tanaman seperti azalea dan maple menjadi suatu hobi untuk masyarakat yang tingkat atas. Pada waktu tersebut, istilah yang dipakai untuk memanggil pohon kerdil yang dipotkan adalah 鉢の木 (hachi-no-ki)

Sedangkan kata Bonsai itu diserap dari bahasa Mandarin Pen-Zai (Pen = Pot – Zai = Pohon), sebelumnya dalam bahasa Jepang disebut “Hachi-no-ki” = Pohon di dalam Pot. Tidak bisa dipungkiri, bahwa Bonsai itu sebenarnya berasal dari Tiongkok. Seni mengerdilkan tumbuh-tumbuhan di Tiongkok lebih dikenal dengan sebutan Penjing (Pinyin). Pen = Pot/Wadah/Dulang - Ying = Panorama Alam.

Penjing itu adalah merupakan seni mengerdilkan tanaman dengan mengambil inspirasi dari bentuk panorama alam. Gambar siluet dari panorama alam inilah yang mereka tata dalam sebuah tanaman yang dikerdilkan, hingga tanaman itu berbentuk lukisan alam yang indah dan hidup.

Penjing bisa dibagi dalam tiga kategori: Penjing Pohon (Shumu Penjing), Penjing pemandangan/Alam (Shanshui Penjing), Penjing Air dan Tanah (Shuihan Penjing).

Asal muasalnya dari seni Penjing berdasarkan mitologi; konon ada seorang ahli sihir yang bernama Jiang Feng yang memiliki kemampuan menyihir sehingga apa saja yang disihir olehnya akan menjadi kecil.

Sedangkan He-Nian seorang pujangga ketika zaman Dinasti Yuan telah menulis beberapa puisi mengenai Penjing dan salah satu kalimatnya telah menjadi kredo: “Yang Terkecil menjadi Yang Terbesar”

Seni Penjing sudah dikenal sejak zaman Dinasti Tang, tetapi baru pada saat Dinasti Qin menjadi sangat terkenal dan digandrungi oleh para pejabat tinggi maupun para Bikshu, sehingga setiap tahunnya diadakan lomba seni Penjing.

Konon ketika kerajaan Shuhan terjadi persaingan terselubung antara kanselir Zhuge Liang (Cukat Liang) dengan Liu Bei. Untuk membuktikan tanda kesetiaannya Liu Bei terhadap Cukat Liang dan juga keinginan damainya. Liu Bei menghadiahkan Penjing Pohon buah Pear. Melalui pohon inilah hati sang kanselir akhirnya bisa luluh. Perlu diketahui bahwa Liu Bei juga adalah seorang satrawan maka dari itu Penjing Pohon yang bentuknya lurus seperti pena disebut Wenren Mu (Pohon Para Pujangga) dalam bahasa Jepang disebut Bunjingi.

Bonsai pertama kali diperkenalkan ke umum oleh Jepang pada tahun 1867 ketika Expo Dunia di Paris.

Seni mengerdilkan/pemangkasan tanaman dikembangkan juga oleh para Biksu aliran Tao, karena Penjing ini juga merupakan lambang dari keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alamnya. Dari pemeliharaan seni Penjing mereka bisa mendapatkan secara tidak langsung kepuasan batiniah yang tak ternilai. Para Biksu inilah jugayang membawa seni Penjing ke Jepang yang akhirnya dikembangkan menjadi seni Bonsai.

Diperkirakan seni Penjing ini pertama kali datang ke Jepang antara era Kaisar Kammu (737 - 806) hingga akhirnya masa kejayaan Kerajaan Edo pada kepemimpinan Shogun Dinasti Tokugawa (1603 - 1867). Sedangkan sebagian pihak menganggap Bonsai hadir pada masa Dinasti Kamakura (1185 - 1333). Hal ini terjadi karena adanya bukti otentik berupa lukisan seorang pejabat Shogun Kamakura dengan Bonsai.

Para penggemar Bonsai pada umumnya beli pohon tidak di Jepang melainkan di China atau di Taiwan sebab disana harganya jauh lebih murah daripada di Jepang yang bisa dua sampai tiga kali lipat lebih mahal. Harga per pohon di Taiwan bisa puluhan juta, kebalikannya di Indonesia orang masih ada yang bersedia bayar ratusan juta Rp untuk bisa mendapatkan satu pohon Bonsai yang bagus.

Karangan yang berasal dari kurun masa tahun 1300-an, Rhymeprose on a Miniature Landscape Garden, oleh seorang biksu Zen Jepang Kokan Shiren menggaris-besarkan prinsip estetis untuk bonsai, bonseki dan arsitektur pertamanan.

Pohon bonsai yang tertua yang diketahui ada di dalam koleksi Happo-en (kebun pribadi dan restoran eksklusif) di Tokyo, Jepang dimana bisa ditemukan bonsai-bonsai yang berusia 400 sampai 800 tahun.[rujukan?]

Ukuran Bonsai
Bonsai di “Foire du Valais”, Swiss, 2005.

Ada 4 ukuran bonsai yang biasa dipakai, yaitu miniatur, kecil, sedang, dan rata-rata. Miniatur biasanya berukuran tinggi sekitar 5 cm. Umumnya bonsai miniatur disiapkan dalam waktu sekitar 5 tahun. Bonsai kecil biasanya mempunyai tinggi antara 5 sampai 15 cm dan memerlukan persiapan sekitar 5-10 tahun. Bonsai ukuran sedang mempunyai tinggi antara 15 sampai 30 cm, dan bonsai rata-rata mempunyai tinggi 60 cm dengan waktu perisapan sekitar 3 tahun.

Di copy paste dari http://duniabonsai.com/index.php/2009/07/sejarah-bonsai/

Selasa, 20 April 2010

Semi cascade / Han kengai / Merunduk




















Secara konsep gaya ini hampir sama dengan gaya cascade, hanya perbedaannya adalah pada gaya ini pohon ditraining setengah menggantung dan tidak melewati ujung bawah pot.
Di alam liar, gaya ini dapat ditemui di tebing, pinggir sungai dsb.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...