Senin, 31 Desember 2012

Belajar memahami estetika bonsai ( bag 3 )
















PRINSIP UMUM ESTETIKA BONSAI

Tujuan utama dari praktik estetika bonsai adalah untuk menciptakan dan menampilkan miniatur pohon dalam bentuk proporsi, dan detail secara keseluruhan. Sebuah bonsai harus menggambarkan pohon berusia dewasa, dengan cara membentuk dan memanipulasi bentuk dan permukaan pohon sehingga berkesan berusia dewasa dan tua. Pebonsai harus berhasil menampilkan bentuk muka sebagai bagian dari bonsai untuk dipamerkan dan dilihat. Untuk dapat melihat kualitas desain seorang pebonsai, dapat diuji dengan melihatnya dari tampak belakang, dimana batang dan cabang umumnya akan terlihat canggung, berantakan bahkan tidak menarik sama sekali.

Tidak ada jejak seniman bonsai

Pada saat yang sama, sentuhan desainer tidak harus jelas untuk pemirsa. Jika cabang dipotong sewaktu pembentukan pohon, bekas luka itu akan ditempatkan di "belakang" dari pohon di mana tidak dapat dilihat. Atau, pohon tidak akan ditampilkan sampai luka potongan telah tertutup oleh kulit kayu seiring berjalannya waktu, atau rintisan cabang akan tetap dibersihkan dan dibentuk menjadi tampak seperti rusak oleh angin atau petir. Demikian pula, kawat bonsai harus diangkat atau setidaknya tersembunyi ketika bonsai ditampilkan, dan harus tidak meninggalkan bekas permanen di cabang atau kulit kayu.

Keseimbangan Visual

Pedoman lain menitikberatkan pada keseimbangan visual antara batang, akar, daun, dan cabang. Katalog  gaya pohon yang diakui merupakan bagian dari perangkat pedoman. Istilah "keseimbangan"  di sini mungkin mengacu ke:

Visual statis yang seimbang, di mana aplikasi simetri mengarah ke bentuk yang stabil dan tenang (seperti gaya tegak formal atau chokkan), atau

visual dinamis yang seimbang, yang mungkin timbul dari suatu bentuk asimetris atau yang menyiratkan ketidakstabilan dan gerakan (seperti gaya cascade atau Kengai ).

Batang, akar, daun, dan cabang-cabang yang dimanipulasi melalui berbagai teknik oleh desainer bonsai yang secara prinsip bertujuan untuk memenuhi keseimbangan visual. Ruang negatif ("ruang kosong" diantara unsur-unsur padat seperti cabang atau dedaunan) juga dibentuk dan proporsional untuk tampil seimbang. Di hampir semua desain, pemirsa dapat melihat sepenuhnya melalui perspektif ruang negatif pohon terhadap latar belakangnya. Dalam kombinasi bentuk positif dan negatif, estetika bonsai tumpang tindih sampai pada batas tertentu dengan estetika seni patung.

Proporsi antar elemen

Pedoman umum lainnya menyentuh pada proporsi berbagai elemen bonsai. Proporsi yang paling utama adalah meniru atau menggambarkan karakter pohon dewasa semaksimal mungkin. Cabang ramping dengan dedaunan besar yang tidak proporsional dihindari, sebagaimana juga batang utama tipis dengan cabang tebal. Salah satu dari sedikit pengecualian untuk aturan ini adalah bahwa bunga dan buah ( pada pohon-pohon yang menghasilkan bunga atau buah) tidak dianggap cacat jika mereka tampak terlalu besar dibanding pohonnya sendiri.

Fleksibilitas dari aturan

Satu atau lebih dari aturan umum yang dapat diterima tentang bentuk bonsai adalah memperbolehkan bonsai bengkok atau patah untuk pohon tertentu tanpa dampak merusak dasar estetika dan artistik. Bahkan, melampaui peraturan yang telah ditetapkan memungkinkan pertumbuhan estetika dalam seni bonsai, seperti yang terlihat di banyak karya yang diciptakan oleh Masahiko Kimura dan Kunio Kobayashi.

...................................................................................bersambung

Rabu, 26 Desember 2012

Catatan berburu bonsai : gulo gumantung

Pagi yang indah, setelah guyuran hujan lebat seharian kemarin, yang membuyarkan acara libur saya, yang mana saya merencanakan untuk menjelajahi spot spot bakalan bonsai potensial yang sempat saya survei jauh jauh hari sebelumnya. Maka pagi ini saya tuntaskan misi pertama saya, kebetulan jam kerja saya juga masuk siang, saya bulatkan tekad untuk membawa pulang satu atau dua bonggol incaran saya.

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, sehabis mandi dan sarapan, saya kemas alat alat tempur seadanya, linggis, gergaji, gunting dan cutter, serta karung bekas, langsung tancap gas bebek butut kesayangan untuk melibas medan yang sedikit berlumpur, karena sisa hujan kemarin.

Sejauh mata memandang, hamparan hijau, rumput, ilalang, dan aneka semak belukar, mengaburkan pandangan atas buruan saya, dan untunglah, saya masih sempat menandai spot spot bonggol incaran, sehingga tak butuh waktu lama untuk menemukannya kembali.

Spot pertama, saya temukan tanaman yang saya yakin adalah gulo gumantung, tapi kondisi medannya kurang mendukung, karena dikelilingi ilalang dan belukar yang cukup tinggi, menciutkan nyali saya, takut kalau ada ular dan sebangsanya. Terpaksa, saya tunda dan menjadikannya PR untuk target suatu saat nanti.





Saya melanjutkan perburuan ke titik yang lain. Sedikit menuruni lembah, saya berjalan ke dekat sebuah danau, dan akhirnya menemukan spesies yang saya kurang tahu namanya, ( mungkin sobat bonsai ada yang lebih tahu, beritahu saya ya ), tapi saya yakin bagus untuk di bonsai, akhirnya tanpa ba bi bu, dengan sedikit ngos ngosan dan keringat mengucur, bonggol ini masuk karung dengan mulusnya.









Dapat satu buruan, rasanya belum mantap kalo belum karungin buruan utama, gulo gumantung, akhirnya saya berjalan lagi ke area lain dan menemukan kembali sekumpulan buruan utama. Mantap, lebih dari satu gulo gumantung berjajar di balik ilalang, tapi masih cukup terbuka dan enak untuk digali. Sialnya, kamera butut saya ngadat karena baterainya habis, untung masih bawa HP, jadi, momen perburuan hari ini masih bisa terabadikan walau kualitas foto kurang oye.









Perlawanan setimpal saya rasakan dari bonggol satu ini, hampir habis tenaga saya, juga masih dapat bonus kecoblos duri duri nya, tapi hasilnya sepadan, perakaran yang radial, mengelilingi batang utama, membuat proses penggalian menjadi lebih menantang.

Selang beberapa waktu, si gulo gumantung sukses terangkat dari tanah.

Akhirnya perburuan hari ini saya sudahi, karena sudah mepet waktunya berangkat kerja. Sampai dirumah, saya cuci bersih hasil buruan saya, dan saatnya untuk masuk ruang karantina.









Senin, 24 Desember 2012

Belajar memahami estetika bonsai ( bag 2 )



















ESTETIKA BONSAI

Dalam prakteknya selama ber abad abad, estetika bonsai jepang telah dikodekan dalam beberapa metode penting dan pedoman estetika. Seperti jenis aturan lainnya, pedoman estetika membantu para praktisi bonsai dalam tradisi yang didirikan dengan beberapa jaminan keberhasilan. Pedoman saja tidak menjamin hasil yang sukses, namun demikian, aturan aturan desain jarang dapat dipecah tanpa mengurangi dampak terhadap spesimen bonsai itu sendiri.

Memahami estetika bonsai, sudah pasti berhubungan dengan gaya bonsai. Seni bonsai jepang telah memberikan panduan baku tentang berbagai macam gaya bonsai, yang menggambarkan sejumlah atribut dasar dari sebuah bonsai, seperti sudut dan kelurusan batangnya, konfigurasi cabang dan jumlah pohon dalam pot bonsai.

Sistem gaya dalam bonsai ada beberapa tujuan, sebagian betujuan praktis, sebagian bertujuan estetis. Dalam aplikasinya yang paling sederhana dan umum, gaya memberikan bentuk deskripsi singkat untuk spesimen bonsai. Gaya standar juga membantu para pebonsai dalam membuat rencana pengembangan untuk sebuah bakalan bonsai. Bakalan bonsai mentah yang belum dibentuk mungkin memiliki karakteristik yang mendekati sebuah gaya tertentu dan kurang cocok dengan gaya yang lainnya. Pebonsai dapat mengevaluasi spesimen bahan bonsai terhadap gaya mana yang dapat diterima, untuk menentukan dedaunan, cabang dan batang mana yang harus dibuang atau dibentuk kembali.

Selayaknya aturan dan pedoman lainnya, berbagai gaya bonsai akan memberikan panduan kepada para pebonsai, namun tidak sepenuhnya mengikat. Spesies tanaman bonsai, usia pohon ketika mulai di training, bentuk dan struktur awal pohon, dan para pebonsai dengan berbagai macam preferensi sangat mempengaruhi bentuk bonsai yang dihasilkan.

bersambung

Rabu, 19 Desember 2012

Pose kedua bonsai kaliage osteoporosis

Tak sampai dua bulan, kaliage ku tampak subur dan sudah terlihat mulai awut awutan, saatnya cukur rambut dan di kepang dikit lagi.







Catatan rekam jejak :

Kaliage osteoporosis

Senin, 17 Desember 2012

Belajar memahami estetika bonsai ( bag 1 )

Artikel ini adalah catatan rangkuman dari beberapa sumber situs terkemuka, dan saya coba untuk menerjemahkan dan menyederhanakan, kemudian menulisnya kembali sesuai dengan bahasa penulisan saya dengan tidak mengurangi atau menambah poin atau maksud dari pembahasannya

Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai pembelajaran bagi saya pribadi khususnya, dan sobat bonsai semua yang haus akan informasi tentang bonsai, sehingga bisa menghasilkan kreasi bonsai yang indah dan sedap dipandang mata, sesuai dengan nilai estetika bonsai.

Mengingat panjangnya tulisan tentang estetika bonsai, dan saya tulis di sela kesibukan rutin, maka saya akan bagi dalam beberapa posting.


















Estetika bonsai adalah tujuan estetika dan karakteristik dari tradisi jepang dalam seni menanam miniatur pohon dalam sebuah pot. Banyak dari karakteristik budaya jepang, khususnya pengaruh buddhisme Zen dan ekspresi wabi sabi, menginformasikan tradisi bonsai dalam budaya tersebut. Selain itu, katalog panjang tentang gaya dan bentuk pohon konvensional membantu memberikan kohesi dengan tradisi pembentukan tanaman jepang. Sejumlah budaya lain di seluruh dunia telah mengadopsi pendekatan bonsai Jepang dan sementara beberapa variasi mulai muncul yang erat hubungannya dengan aturan dan filosofi desain dari tradisi jepang.  

bersambung

Rabu, 12 Desember 2012

Bonsai serut # 1, transformasi kedua

Serut pertama ini sudah pernah mengalami proses pengawatan beberapa waktu lampau. Tapi semuanya rusak, karena saat itu saya masih ngontrak rumah yang kondisi sekitarnya penuh dengan anak anak kecil yang iseng. Walhasil, serut ini jadi babak belur karena menjadi obyek mainan dan keisengan bocah bocah itu. Ya sudah laah, akhirnya saya biarkan si serut ini kembali liar, dan akhirnya hari ini saya bentuk kembali dengan bentuk yang sedikit berbeda dari bentuk awal.













Senin, 10 Desember 2012

Iseng iseng cangkok loa

Kehabisan stok babon untuk di kerjain, saya lihat bakalan loa yang sudah merimbun terlihat membuat sumpek pekarangan, dipangkas sayang, akhirnya saya putuskan untuk mencangkoknya, lumayan lah, buat stok babon di masa yang akan datang, sekalian praktek ilmu membentuk perakaran yang saya dapat dari hasil berselancar di dunia maya.

Berikut adalah trik mencangkoknya, dengan menggunakan gelas bekas air mineral, dan menggunakan media tanam campuran sekam dan pasir malang halus














akar serabut tumbuh subur setelah dua mingguan



cangkokan pertama

cangkokan kedua

Untuk menghasilkan batang utama bagian bawah yang bengkak alias menggembung di masa yang akan datang datang, saya membelah dasar cangkokan menjadi empat, lalu menyisipkan kerikil kecil agar batang bawah sedikit terganjal hingga terbelah sedikit, dan seiring waktu nanti, lukanya akan sembuh tapi membuat melar bagian batang bawahnya.

belah bagian dasar cangkokan


kerikil kecil sebagai pengganjal
Langkah terakhir, untuk menghasilkan perakaran yang radial alias rata mengitari batang utama, saya menggunakan compact disc bekas, dengan cara menyisipkan bagian bawah batang ke lubang CD, lalu menyusun akar sedemikian rupa, selanjutnya, timbun perakaran menggunakan media tanam.




Sampai titik ini, yang hanya bisa kita lakukan hanyalah menunggu, biarkan loa loa kecil ini menikmati kehidupan barunya, dan semoga hasilnya memuaskan di masa yang akan datang.....wassalam


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...